Saturday, February 3, 2007

balasan untuknya

Balasan Untuknya
2 February 2007

Hei dimanakah engkau?
Wahai cintaku yang telah hilang
Aku pergi menjelajahi seluruh pelosok dunia
Hanya untuk mencari yang telah hilang

Suatu malam dalam pengembaraanku
Aku bermimpi… melihatmu, berada di suatu pulau
Kau singgah disana, bernyanyi, menari, tertawa, dikelilingi intan permata
Kulihat bayangan paras wajahmu melalui pantulan intan permata
Namun tetap saja… ada sesuatu yang telah hilang

Apabila rasa lelah mulai menghampiri
Dan rasa bosan mulai datang menemani
Maka seiring dengan berjalannya waktu
Kembalilah pulang kesini

Akan kuperintahkan bintang
Untuk menunjukkan kilaunya kepadamu
Sebagai panduan arah jalan pulang

Akan kupertintahkan angin
Untuk meminjamkan tenaganya kepadamu
Agar ia senantiasa meniupkan layarmu selebar-lebarnya

Akan kuperintahkan awan
Untuk memberikan perlindungan kepadamu
Sehingga sinar matahari tak dapat melukaimu nanti

Dan yang terakhir…
Akan kuperintahkan arus ombak laut
Selama-lamanya bergerak dengan cepat dan pasti
Untuk membawa surat botol ini kedalam pangkuan hangatmu

Cepatlah pulang… karena aku akan setia menunggumu disini

Sunday, January 7, 2007

mimpi aneh

Mimpi Aneh

Suatu hari, aku bermimpi dalam tidurku. Dalam mimpi itu terdapat 2 ruangan yang hanya dibatasi oleh satu pintu, aku melihat seseorang (raut mukanya tidak terlihat dengan jelas) sedang duduk di sudut suatu ruangan yang gelap, lembab. Lalu aku melihat di sisi depan ruangan itu, terdapat pintu, dari sela-selanya keluar cahaya yang memancar dengan lembut, penuh kehangatan.

Pada saat itu dia terlihat hanya memeluk lututnya, memandang terus ke arah pintu tersebut dengan penuh rasa penasaran. Anehnya adalah, aku dapat mendengar apa yang sedang dia pikirkan saat itu.

“Hey, apakah kamu tidak penasaran dengan apa yang ada di balik pintu itu?” bilang pikirannya terhadap dia dalam mimpi itu. Namun yang kulihat adalah, meskipun dia terlihat sendiri dan kesepian, tetapi di dalam ruangan itu dia merasakan kenyamanan yang luar biasa, kedamaian tanpa akhir, sepertinya dia bisa bersantai tanpa beban. Seperti janin yang berada di dalam rahim, hanya tertidur dengan pulasnya, tak memikirkan segala hal yang ada di dunia luar hingga tiba saatnya dilahirkan.

“Ayolah, apakah kamu tidak berani mencoba untuk melihat apa yang ada di balik pintu itu?” bujuk pikirannya. Lalu aku melihat, dia tersenyum kecil, entah apa maksud di balik senyumannya itu. Kemudian aku melihat dia mulai tergoda dengan bujuk pikirannya itu. Aku melihat dia melepas pelukannya terhadap lututnya. Mulai mencoba untuk berdiri, perlahan-lahan mulai berjalan mendekati pintu misterius itu.

“Cepat buka! Kamu ingin lihat kan? Aku sudah tidak sabar ni!” pinta pikirannya. Setelah itu aku melihat dia mencoba mengetuk pintu itu, setelah beberapa saat, tetap tidak ada jawaban. Dia mencoba untuk membuka pintu itu. Namun terkunci. Tak bergeming.

“Kita dobrak saja! Kamu pasti bisa! Kamu kuat! Ayo berusaha!” paksa pikirannya. Kemudian, aku melihat dia mulai mendobrak pintu itu, dengan bahu, dengan tendangan, terus berulang-ulang melakukan kegiatan itu dengan segenap tenaga. Akhirnya terdengar bunyi patahan. Pintu itu akhirnya roboh, engselnya rusak parah, tak ada harapan untuk membuat pintu itu dapat berfungsi kembali.

Dia mulai memasuki ruangan itu, aku melihat apa yang dia lihat. Ruangan itu sangat terang, seperti setiap sisi tembok ruangan itu di dalamnya terdapat ribuan bintang yang bersinar. Bahkan banyangannya hampir tak memiliki harapan untuk menemaninya dalam ruangan itu.

Sinar dari ruangan itu, mulai memenuhi ruangan yang lain, ruangan yang gelap itu perlahan-lahan mulai terisi dengan cahaya. Lalu aku melihat dia dengan kagum memandang seluruh ruangan penuh cahaya itu. Perlahan-lahan, dia mulai mendekati salah satu sudut ruangan itu. Menyentuh hangatnya tembok ruangan itu. Kemudian dia mulai duduk, kembali memeluk lututnya. Memejamkan matanya.

Setelah beberapa saat, dia kembali membuka matanya, aku melihat dia mulai termenung, sinar matanya mulai memancarkan kesedihan yang mendalam. Lalu aku mendengar dia berkata, “Aku tidak menemukan kedamaian dalam ruangan ini, pikiranku yang bodoh telah mengajakku ke tempat terkutuk ini.”

Kemudian dia berlari, menuju ruangan yang satunya. Namun sayangnya, ruangan itu sudah tak seperti sedia kala. Ruangan itu telah dipenuhi oleh sinar. Kulihat dia bingung, memutar pandangannya ke seluruh ruangan. Akhirnya, dia mendekati pintu itu. Mencoba mengangkatnya, namun dia tak mampu. Lalu aku mendengar dalam batinnya “Kalau aku tidak menuruti pikiranku yang dipenuhi nafsu, mungkin aku akan tetap bersantai dalam ruangan gelap itu.”

Akhirnya, dia menghela nafas panjangnya. Dalam kondisi sedih, putus asa, tanpa harapan. Dia menyesal. Mulai memukul pintu itu, mulai menampar dirinya sendiri, namun tak ada air mata yang menetes. Aku melihat dari atas, hanya mencoba ikut merasakan kesedihan yang dia hadapi.

Setelah itu, dia berteriak dengan keras, melihat ke atap ruangan, memaki kebodohannya sendiri. Aku begitu kaget, karena pada saat itu, yang kulihat adalah raut wajahku sendiri.

Kemudian aku terbangun dari mimpiku. Bertanya-tanya tentang apa arti dari semua ini pada diriku sendiri?

- hanya sekedar cerita -
29 Desember 2006

memoir

Memoir
27 Desember 2006

Through your glasses…
I look deep into your dark brown eyes
And I see a reflection of “little me” in you
It seems you have captured my soul inside you

Even angelo’s masterpiece is nothing compared to you
Like a statue full of beauty that made from clay
So hard from the outside, but soft and tender inside it
But still, that look, is as sweet as brown sugar

You set torch to my mind
Bringing this fiery flame inside me to live again
Burn, burn, burn, burn, and burn to adore you
Yes you’re admirable one, more than phoenix itself

Bless you, for all the kindness you give to me
For nothing but a pure joy of my heart, I can only ask none
To see you close…
Is never enough for me

Possessed, tempted by desire, and full of passion
I’ve been trapped to you
The more I try to evade…
The more you give me direct hit from your touch

Confused by all of your surrounding
And become fragile (the more you try to touch, the more it will crack)
Yet you remain calm forever to observe
An eternally innocent to this world

- denis setiawan -

Friday, December 22, 2006

sang penyelamat

Sang Penyelamat
19 Desember 2006

Hey bintang, dimanakah engkau?
Undanglah aku untuk menikmati cahayamu
Meskipun kau bersinar terang di malam hari
Namun siapa yang peduli denganmu di siang hari?

Begitu besar…
Begitu indah…
Begitu hangat…
Begitu menenangkan…

Kau sendirian diluar sana, dikelilingi kehampaan
Aku sendirian disini, dikelilingi kegelapan
Apakah kita berjodoh?
Atau aku hanya mengagumi sinarmu yang tanpa batas?

Membara, membara, dan teruslah membara
Kilau sinarmu akan terus kukagumi sampai mata ini tertutup selamanya
Meskipun aku tak dapat memelukmu
Namun aku pasti akan setia melihatmu setiap malam

Tidak ada benda yang sempurna
Namun kau…
Bola api cahaya yang terus bersinar
Siapa yang tak menginginkannya?

Kalau aku tuhan
Aku menciptakan dirimu tak terhingga jumlahnya
Untuk menerangi kerajaanku di semesta ini
Untuk memandu semua ciptaanku

Mungkin Prometheus benar
Kita tanpa percikan darimu…
Takkan bisa hidup sampai sekarang
Mungkin kita akan terus dikelilingi es abadi

Janganlah kau pergi meninggalkan kami
Janganlah kau mati sebelum kami musnah
Karena tanpamu…
Tidak ada kami…

- denis setiawan -

one or two

One or Two
1 November 2006

I open my eyes
And see you in front of me
I smile…
And you smile back

I try to give my hands… to touch you
And you try to reach mine
But never…
Our fingers met

I stand here
And you still there waiting
I try to understand you
And you try to solve me

Yet our eyes look the same
Mine is as black as yours
Yet our hairs look the same
Mine is as black as yours

Then who are you?
Are you the real one? Or am I the one?
Then who am I?
Am I just a shadow? Or are you just a reflection?

I gazed in your eyes…
For so long, long, long, long time…
Look, look, look, and keep looking…
It’s so deep that can eat away my soul…

Hey you…
The one behind the mirror
Please be true… to fill this hollow inside
Can we become one even separated in different dimension?

- denis setiawan -

siksaan topeng

Siksaan Topeng

Malam ini, hawa begitu panas, bajuku basah penuh dengan peluh. Sebungkus rokok telah habis namun aku tetap terus berfikir, terus melayang dalam duniaku sendiri (tak mampu berhenti di satu titik, dan terus terhampar jauh).

Manusia, ada yang bilang mahluk sosial namun ada juga yang bilang mahluk paling egois yang mementingkan dirinya sendiri. Ya memang keduanya benar. Manusia butuh bercinta, namun manusia lebih butuh makan.

Mungkin ini memang sudah jalan dari alam, bunda bumi sang penyedia kehidupan. Namun apakah ini kutukan kita, sebagai mahluk yang paling sempurna namun juga sebagai mahluk paling cacat? Yah aku hanya sedang mencari jalanku sendiri. Egois ya? Namun yang aku cari adalah pembebasan dari ego yang sudah berakar dalam tubuh dan jiwa ini. Agar aku bisa lepas dari samsara sialan ini.

Hmm… mungkin aku bisa melihat dunia ini dari berbagai macam sisi, namun aku tak bisa menjelaskan kepada mereka agar mau mengerti. Anugrah kah? Bakat ini tak berguna apabila hanya bisa digunakan olehku sendiri. Apa daya kekuatan dari seorang manusia jelata ini untuk merubah dunia? Hanya mimpi, khayalan, dan imajinasi yang ia punya.

Yah ego juga bisa dianggap sebagai perisai pelindung seorang hamba. Sebagai topeng penutup aib. Selayaknya kita semua adalah pemain sandiwara. Aktor-aktor kehidupan yang berulang-ulang. Terkadang seseorang memiliki satu topeng, lainnya memiliki 2 topeng atau lebih. Namun yang tidak memiliki topeng, tak boleh ikut pentas drama ini. Beberapa begitu menghayati apa yang dipakainya, sampai-sampai ia bingung yang mana sebenarnya topeng yang asli. Lainnya hanya acuh dan terus bermain (tanpa mempedulikan scenario, dan hanya menunggu upah yang diberikan sesudah acara selesai). Ada yang sibuk merawat topengnya, ada jg yang sekali pakai langsung buang dan beli/buat topeng yang baru. Itu jalan hidup mereka masing-masing, aku tak peduli, bersikap terus acuh, namun masih tetap mengamati dari kejauhan (inipun salah satu sifat egoisku). Aku sendiri sedang mencoba berperan memakai topeng “tuhan”. Dan bertempur melawan ruh yang dipenjara dalam daging dusta ini.

Hidup ini penuh dengan misteri.. aku hanya bisa duduk disini sendiri, mencoba menggenggam semesta ini dalam khayalku yang tiada habisnya… semoga aku dapat tersadar, dan kembali melihat diriku sendiri, dalam matamu…

- hanya sekedar cerita -
1 November 2006

hidup

Hidup
4 Oktober 2006

Orang bilang hidup itu berharga …
Yang lain bilang hidup itu adalah siksaan

Orang bilang hidup itu pilihan …
Yang lain bilang hidup itu adalah takdir

Bagai batu yang terus menggelinding jatuh
Di sebuah lembah tanpa dasar
Atau bagai api yang terus membara
Meskipun berada di atas es

Sang mentari akan setia menemani kita
Dan bulan akan selalu mendampingi mereka
Para awan dan bintang akan senantiasa melindungi
Namun apakah semua bertahan selamanya?

Hidup ini hanyalah sebuah mimpi yang tak kunjung usai
Setiap hari terus berulang kembali … lagi dan lagi dan lagi dan lagi …
Hingga dunia berhenti ini berputar

Hidup berlalu hanya sekejap mata
Tak lebih & tak kurang
Tak sempurna tapi tak cacat

Pada akhirnya, jika mimpi itu berhenti terulang
Yang akan kita temukan hanyalah tetap tertidur …
Tetap dalam kegelapan yang pekat

- denis setiawan -